Rasa Syukur Joey Alexander dan Orang Tua, Alexander Masuk Nominasi Grammy Awards

Joey Alexander sama seperti anak laki-laki pada umumnya, memiliki waktu luang untuk menonton film dan bermain dengan mainan. Selain waktu luang bermain, Joey memiliki waktu yang lebih untuk memainkan piano, melantunkan musik jazz. Melalui musik Jazz, ia dikenal oleh banyak orang. 
Pada usia 6 tahun, Joey belajar musik jazz secara otodidak. Semua itu berbuah baik, ketika berusia sembilan tahun, penghargaan yang diraih Joey termasuk Grand Prix pada kompetisi musik jazz semua umur di Ukrania. Kompetisi tersebut diikuti oleh 17 negara yang mempertandingkan 43 musisi.  Selain itu, album My Favorite Thing berada di posisi 174 versi Billboard 200 akhir Mei 2015. 

Tahun lalu, 2014, Joey dibawa oleh orang tuanya pindah ke New York demi mendukung pendidikan Joey dalam musik serta karir bermusik. 

Joey Alexander  membuat terkesima penonton dengan ayunan musik jazz seperti My Favorite Things, Lush Life, dan Round Midnight. Diusianya yang 12 tahun sekarang, pianis kelahiran Bali ini kemudian menulis lagu-lagunya sendiri. 

Joey berkesempatan mempertunjukkan kemahiran bermain musik di Israel dan bertemu dengan direktur seni Dubi Lenz di awal tahun 2015. 

Saya sangat terkesima, “Lenz menulit dalam sebuah email, ketika pertama kali melihat Alexander bermain. “Saya tidak ingin seseorang mengabaikan permainannya.”

Memberi julukan “anak ajaib” tidaklah mudah, terutama ketika dunia jazz sangat skeptis memberikan julukan tersebut, namun ada hal khusus tentang Alexander yang membuat orang penasaran. Melalui today show, Joey mengungkapkan, dia lebih suka dipanggil musisi jazz, dibanding anak ajaib. 

Untuk pertama kali Alexander mendapat kesempatan dikenal lebih banyak orang:  sebuah video di youtube ketika Alexander sedang bermain mendapat perhatian Jazz di Lincoln Center  dan memberikan selamat kepada  musisi Wynton Marsalis yang memiliki misi mencari Alexander sampai ke Bali. 

Alexander diundang untuk bermain di Lincoln Center tahun 2014 dan tak lama setelah itu karirnya mulai menanjak. Dia menyemarakkan panggung Teater Apollo- memainkan sebuah persembahan untuk Herbie Hancock selama gala konser tahunan untuk jass foundation Amerika- bermain di hadapan mantan presiden Amerika, Bill Xlinton dan berada di jalur jazz internasinal dengan perhentian termasuk Denmark, Ukraina dan Israel. 

Melalui New York Times, Joey mengatakan bahwa jazz adalah musik yang sulit. Kami benar-benar bekerja keras dan harus menikmatinya selama pertunjukan. Itulah yang terpenting. 

Joey dan Kedua Orang Tua Menyadari Campur Tangan Tuhan


Joey Bersama Orang Tua
Alexander dan orang tuanya, Denny dan Fara Sila sangat beryukur ketika mereka kembali mengingat pengalaman tahun lalu. Ketiganya adalah seorang kristen yang religius, ketiganya menghubungkan kesuksesan yang ada karena bimbingan Tuhan. Agama Joey Alexander adalah Kristen


Mereka terutama percaya semuanya adalah campur tangan ilahi yang memperkenalkan mereka kepada Daniel Pincus. Mereka bersama-sama menuju Yerusalem, Pincu telah terlibat dengan karir Joey sejak pertunjukannya di Lincoln Center.

Berterimakasih Kepada Orang Terdekat Masuk Nominasi Grammy Awards

Baru-baru ini Joey Alexander masuk dalam nominasi grammy awards, penghargaan musik tertinggi di dunia. Melalui album My Favorite Things, ia masuk dalam dua kategori musik jazz, yaitu Best Jazz Intrumental Album dan Best Improvised Jazz Solo melalui lagu berjudul Giant Steps. Joey merupakan musisi Indonesia pertama yang masuk nominasi Grammy Awards. 

Melalui akun facebooknya, Joey mengungkapkan rasa syukurnya dengan menuliskan “Saya sangat berterima kasih kepada keluarga, sahabat, fans, dan mentor yang telah mendukungku tahun ini. Saya melihat ke depan untuk kesempatan yang lebih indah tahun ini dan seterusnya. Dukungan dan cintamu membuatku bahagia dan termotivasi, and saya tidak bisa melakukannya tanpa kalian. Tuhan memberkati, Joey.”

Referensi:

0 Response to "Rasa Syukur Joey Alexander dan Orang Tua, Alexander Masuk Nominasi Grammy Awards"

Posting Komentar