Mahasiswa Cumlaude Ini Diantar Sang Ayah Memakai Becak Di Hari Wisuda

       Humas/Lintang Hakim

Menginspirasi.com - Hari itu adalah hari terbaik bagi Raeni, Raeni diwisuda dengan membawa pulang Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,96. Raeni selama ini mendapat beasiswa bidikmisi dari pemerintah. Beberapa kali mendapat indeks prestasi 4,0. 

Raeni datang dengan cara yang berbeda dibanding wisudawan dan wisudawati Universitas Negeri Semarang (UNS), Raeni datang menggunakan becak yang dikayuh ayahnya sendiri. 

Ayah Raeni, Mugiyono, sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak. Mugiyono biasanya mangkal tidak jauh dari rumahnya di Kelurahan Langenharjo, Kedal, dia mampu menghasilkan uang antara Rp 10.000,00 - Rp 50.000,00.

Selepas lulus dari UNS, Raeni ingin melanjutkan kuliah S-2 di Inggris. "Ya, kalau ada beasiswa lagi," seperti dikutip dari website UNS (12/6/2014). Dia bercita-cita menjadi seorang guru yang berguna bagi orang lain. Cita-cita mulia tersebut didukung oleh ayahnya.
“Sebagai orang tua hanya bisa mendukung. Saya rela mengajukan pensiun dini dari perusahaan kayu lapis agar mendapatkan pesangon,” kata pria yang mulai menggenjot becak sejak 2010 itu.

Rektor UNS, Fathur Rokhman mengungkapkan  apa yang dilakukan Raeni membuktikan tidak ada halangan bagi anak dari keluarga kurang mampu untuk bisa berkuliah dan berprestasi.

 “Meski berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang, Raeni tetap bersemangat dan mampu menunjukkan prestasinya. Sampai saat ini Unnes menyediakan 26 persen dari jumlah kursi yang dimiliki untuk mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Kami sangat bangga dengan apa yang diraih Raeni,” katanya.

Dia meyakini sebentar lagi kaum dhuafa akan segera tampil menjadi kaum terpelajar baru. Mereka akan tampil sebagai eksekutif, intelektual, pengusaha, bahkan pemimpin republik ini. 

Harapan itu terasa realistis karena jumlah penerima Bidikmisi lebih dari 50.000 per tahun. Unnes sendiri menyalurkan setidaknya 1.850 Bidikmisi setiap tahun.

Editor: +Patrick Galugu 

Tweet